
LENSANAGA.ID-Tulang Bawang Barat- Tokoh Adat Tiyuh Penumangan sesalkan perbuatan Camat Batu Putih, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Ibrahim yang Beduaan didalam mobil dinasnya dengan wanita yang bukan muhrimnya.
Muhamad Ali Tokoh Adat Suku 6 Tiyuh Penumangan, Kecamatan Tulangbawang Tengah dimana lokasi keduanya dipergoki warga bahwa ia sangat menyesalkan atas perbuatan Camat Batu Putih, yang kepergok berdua di dalam mobil dinasnya bersama Lidiana, Kasi di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Tulangbawang (Tuba).
Menurut Ali, jika mereka berdua memang benar saudara angkat, maka tidak semestinya mereka mengobrol didalam mobil dan berduaan, apa lagi tempat mereka mengobrol itu pas didepan tempat rumah ibadah (Masjid).
“Kalau memang mereka berdua saudara angkat, mengapa mereka harus mengobrol didalam mobil dan berduan, mengapa tidak ditempat lain, tak seharusnya mereka beduaan berjam-jam didalam satu mobil dan apa lagi mereka juga bukan pasangan suami istri,”sesalnya Ali dikediamannya, Sabtu (3/10/2020).
Ali juga sangat menyayangkan atas perbuatan Ibrahim, yang mana jika mereka tidak melakukan Perbuatan yang aneh-aneh didalam mobil tersebut, tak seharusnya dia (Ibrahim) merampas hp milik warga yang ingin mevidiokan dirinya.
“Kalau memang mereka tak berbuat yang aneh-aneh didalam mobil itu tak sepatutnya dia merampas hp milik warga, apa lagi harus berkata-kata dengan nada keras tak patut seharus nya dia melakukan itu, apa lagi dia seorang Camat,”ujarnya.
Kecurigaan Masyarakat terkait Ibrahim dan Lidiana berduaan didalam mobil sangat wajar. Lantaran, oknum PNS yang bertugas di lingkungan Pemda Tubaba kerap kali dijumpai melakukan perbuatan yang tidak senonoh dengan bukan suami/istri (Selingkuh) didalam mobil.
Sayangnya, beberapa kali mencuatnya pemberitaan terkait perbuatan Oknum ASN Tubaba mesum atau selingkuh bahkan hingga berita ini dilansir, Pejabat yang berwenang seperti Bupati Tubaba, Wakil Bupati, dan juga Sekda Tubaba belum memberikan pendapatnya terlebih Sanksi tegas agar peristiwa yang sama tidak terulang,” (red/pau)