Menggaungkan pengibaran Jolly joger adalah orang Pengecut

Opini

Lensanaga.id — Perayaan kemerdekaaan yang dahulu terasa hingar-bingar nya sejak awal agustus, kini sudah mulai luntur. Jaman saya kecil, jauh sebelum malam puncak perayaan, pemuda setiap kampung sudah sibuk mempersiapkan agenda kegiatan perayaan, mulai dari lomba-lomba kegiatan hiburan, lomba kegiatan olahraga, lomba kegiatan budaya bahkan sampai lomba pada kegiatan keagamaan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda-pemudi, maupun anak-anak kecil.

Pernak-pernik bendera merah putih sudah memenuhi seluruh kampung, suasana kemerdekaan sudah terasa jauh sebelum tanggal 17 Agustus tiba.

Berbagai penjuru desa, kota, hingga pelosok kampung dihiasi oleh bendera merah putih dan berbagai ornamen khas kemerdekaan seperti umbul-umbul, gapura bertema nasionalis, dan lampu hias. Warga handai taulan secara sukarela gotong-royong untuk mempercantik lingkungan, sebagai wujud cinta tanah air, semangat nasionalisme terasa hidup dalam kebersamaan, tak peduli latar belakang, semua bersatu dalam semangat Indonesia merdeka.

Hari kemerdekaan patut dirayakan, negeri yang kita pijak ini, tidak akan menjadi suatu negara jika tidak diproklamirkan kemerdekaannya, proses memproklamasikan kemerdekaan bukan hanya sekedar membacakan naskah proklamasi, proses mengibarkan sangsaka merah-putih bukan hanya sekedar menarik temali bendera, ada keberanian untuk melakukan hal tersebut, didepan moncong-moncong tank dan senapan penjajah dan sekutunya, ada perjuangan ratusan tahun para rakyat yang rela mengorbankan jiwa- raga, harta dan tahta. Hari kemerdekaan merupakan titik balik perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan, perayaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap jasa para pahlawan dan pengingat akan pentingnya menjaga kemerdekaan.

Di era digital saat ini, sedih rasanya jika anak muda tidak respon untuk merayakan hari kemerdekaan, meskinya dalam memperingati kemerdekaan biarpun berbeda, tapi makna perayaan kemerdekaan harusnya tidak memudar. Perayaan kemerdekaan dapat menjangkau dunia maya, misal dengan membuat konten kreatif bertema kemerdekaan seperti video refleksi sejarah, lomba desain poster, hingga kampanye nasionalisme melalui media sosial. Ini seharusnya dapat menjadi cara generasi muda di era digital sekarang ini menyuarakan cinta tanah air dengan cara yang relevan dan inovatif atau hal apapun, meski cara memperingati dengan hal yang berbeda tetapi esensi makna yang terkandung mengenai peringatan kemerdekaan tetap sama.

Bukan malah dengan menggaungkan pengibaran bendera jolly joger/bendera hitam one piece dihari kemerdekaan dan menggaungkan untuk tidak mengibarkan bendera merah-putih, untuk alasan apapun tidak seharusnya hal tersebut terjadi, meskipun dengan alasan merah putih terlalu suci berkibar di negeri yang banyak korupsi. Ingat dulu lawan rakyat bambu runcing adalah senapan api, ingat dulu mengibarkan merah putih tantangannya adalah nyawa, jangan punya mental pengecut yang karena alasan atau tantangan yang terlalu remeh diatas kemudian kalian batal mempunyai nasionalisme, batal cinta pada tanah air.

Oleh:
Hasrun Afandi UmpuSinga
(anak keturunan pejuang, Wakil ketua Pemuda Panca Marga Provinsi Lampung)

Loading

Redaksi
Author: Redaksi

Related posts

Leave a Comment