Pengakuan Ibrahim Terkait Dugaan Penganiayaan di Halaman Kantor Desa Massewae

LENSANAGA.ID, PINRANG – Usai melakukan penelusuran terkait dugaan penganiayaan seorang wartawan yang dilakukan oleh oknum Kepala Desa (Kades) beberapa waktu lalu menggunakan sebila parang di Kecamatan Duampanua, Kebupaten Pinrang. Terungkap pengakuan yang berbeda dari beberapa sumber.

Saat ditemui oleh beberapa wartawan, Kamis (28/05) malam. Ibrahim Kades Massewae sangat menyayangkan pemberitaan tersebut karena terlalu menyudutkan dirinya selaku kepala desa Massewae.

“Saya anggap berita yang beredar di beberapa Media Online itu terlalu menyudutkan saya, sebab faktanya tidak demikian,” ucap Ibrahim.

Saya diberitakan telah memarangi seorang wartawan di dalam dan di luar kantor desa Massewae, tapi kenyataannya itu tidak seperti apa yang diberitakan di beberapa media online, “Katanya saya parangi wartawan media Sidak atas nama A. Ramli, padahal saya hanya memarangi motor kepala Dusun Lome yang terparkir di TKP,” tuturnya.

Lebih lanjut, Kades Massewae ini juga menjelaskan bahwa kejadian tersebut bermula saat A. Ramli bermaksud meminta konfirmasi dan klarifikasi terkait proyek yang konon disorot warga. “Saat itu saya tidak langsung melayani karena saya bersama staf dan perangkat sedang rapat untuk melakukan seleksi nama – nama warga yang akan kami bagikan dana BLT Dana Desa Massewae”.

“Kedatangan Ramli tidak seketika itu kami respon, maklum kami sedang sibuk. Kami juga telah mempersilahkan untuk duduk di kursi, namun tak berselang lama kemudian saya menanyakan maksud kedatangannya. Tapi saya diajak keruangan karja saya akan tetapi saya menola dan bilang disini saja. Mungki pada saat itulah pak A. Ramli merasa kurang dihargai dan sontak saja ia berkata ‘Pak Desa Tidak Menghargai Saya Sebagai Seorang Wartawan dan Berkata Saya Ini Pimpinan Redaksi,” ucap Ibrahim.

Karena perkataan saudara Ramli yang agak menyolok, maka saya meminta agar ia menjelaskan tujuannya menemuai saya dan saat itu ia mengatakan ‘Pak Desa Punya Masalah’ kumudian saya tanya lagi apa masalah saya ? Ramli menjawab, banyak proyek yang tidak beres, lalu saya mengatakan kalau memang ada masalah saya mengenai proyek yang tidak beres silahkan lapor kepada pihak yang berwenan, urai Kades Massewae.

“Tapi Ramli masih kurang puas atas jawaban saya sehingga suasana berubah menjadi kurang bersahabat, mulailah terjadi cekcok mulut antara kami sehingga saya berkata tolong kasi keluar dulu saudara Ramli itu. Saksinya ada pak Babinsa dan Kepala Dusun Pakoro yang berupaya menengahi kami,” tambahnya.

“Parang itu saya ambil setelah saudara Ramli sudah dibawa menjauh oleh Kadus Pakoro, dan pada jarak berjauhan saya yang emosi menghantamkan parang tersebut pada kaca sepion motor Kepala Dusun Lome, sontak pak Babinsa langsung mengambil parang yang saya pegang, kemudian Ramli langsung pergi ke kantor Polsek Duampanua untuk melaporkan kejadian tersebut,” pungkas Ibrahim.

“Saya mendengar ada suara yang ribut – ribut, jadi saya bergegas mendekat ternyata Ramli dengan pak Desa sedang cekcok mulut kemudian saya rangkul Ramli dan saya bawa dia menjauh. Dan pak desa dijaga oleh pak Babinsa,” ujar Paewang yang tak lain adalah kepala Dusun Pakoro selaku saksi mata dalam kejadian tersebut.

Hal senada juga disampaikan oleh Pelda Alimuddin Babinsa Desa Massewae yang mengaku kecewa dengan adanya pemberitaan yang dimuat oleh beberapa media online karena berita tersebut dinilai berlebihan dan tidak sesuai dangan kenyataan yang sebenarnya.

“Saya terima kiriman berita melalui WahtsApp, setelah saya baca. Wah ! itu ditambah – tambah, tapi itu tidak masalah karena sebelumnya saya sudah lapor Dandim sama Danramil, jadi saya tidak terlalu khawatir karena sebelumnya saya sudah lapor sama atasan saya,” kata Pelda Alimuddin.

“Cuma tak usah dibesar – besarkan, apalagi sampai bilang Babinsa tangannya kena parang karena itu sama sekali tidak benar,” ujar Babinsa sembari berharap agar berita tersebut bisa diluruskan.

“Awalnya itu A. Ramli datang di kantor desa untuk klarifikasi, tapi waktu itu kepala desa lagi rapat bersama stafnya mengenai rencana benyaluran BLT kepada warga yang terkena dampak Covid-19. Dan setau saya, tidak ada kontak fisik karena pak desa saya peluk,” terang Pelda Alimuddin.

Karena adanya insiden ini, beberapa warga Desa Massewae memberikan dukungan dan semangat agar kepala desanya tetap tegar dan tabah dalam menghadapi ujian dan cobaan soal adanya pemberitaan yang terlalu memojokkannya. Selain itu mereka juga banyak berharap agar masalah ini dapat ditemukan solusi terbaik, agar kedua belah pihak segera berdamai karena masih ada hubungan kekeluargaan. (SALEH AR/A. Aco/IR.Nompo)

Loading

Redaksi
Author: Redaksi

Related posts

Leave a Comment