LENSANAGA.ID-BATAM-Saat ini Batam membangun Alat untuk Menyaring Sampah Masuk ke Waduk
Alat penyaring sampah yang masuk ke waduk. Duriangkang menjadi urat nadi utama yang menopang kehidupan masyarakat dan Keberlangsungan roda perekonomian. Sebagai salah satu sumber air baku terbesar yang menyediakan hingga 70 persen kebutuhan air di Kota Batam.
Sesuai luas catchment area yang mencapai lebih dari 7.500 hektare, Waduk Duriangkang mampu menampung air baku dengan kapasitas lebih dari 100 juta m3.
Untuk penanganan pencemaran lingkungan dan waduk, BP Batam telah membangun beberapa Sedimentasi Trap Trash Rack (STTR),” kata Asisten Manager Penanganan Limbah, Bpk Misyar Yunanto.
Sedimentasi Trap Trash Rack (STTR) merupakan sebuah alat untuk menyaring sampah yang akan masuk ke waduk, sehingga air baku yang akan masuk ke waduk sudah dalam kondisi bersih dan aliran airnya sudah lancar.
Sesuai Detail Engineering Design (DED), untuk Waduk Duriangkang, rencananya akan dibangun sebanyak 12 unit, namun tidak semua sekaligus pembangunannya dilaksanakan. Rinciannya sebanyak 8 unit akan dibangun trash rack dan sisanya 4 unit dibangun sand trap.
Waduk Sungai Harapan sudah dibangun 1 unit dan selesai pada tahun 2020. Untuk di Waduk Duriangkang baru 3 unit, yaitu STTR 4, STTR 5 dan STTR 6. Dari enam Waduk yang ada sudah terbangun 4 unit STTR. Rencananya akan ada pembangunan lagi untuk Waduk Tembesi 1 unit STTR.
Sementara itu teknisi pengelolaan limbah, “menurut bpkUntung Suardi. tidak hanya sampah saja, tetapi lumpur dan pasir dapat tersaring di bangunan sedimentasi trap yang secara berkala dikeruk (normalisasi) untuk menghindari pendangkalan waduk, sehingga kapasitas tampung waduk dapat dipertahankan dan air baku dapat terjaga untuk pemenuhan air bersih bagi masyarakat Kota Batam.
Bila terjadi hujan selama 2-3 jam, sampah yang ditampung sudah penuh satu bak atau sekitar 3 sampai 4 meter kubik. Jika hujan seperti kemarin (Minggu, 10/1), satu hari bisa dua kali lipat sampah yang kita tampung,”di jelaskan oleh bpk Untung Suardi yang ditemui pada Senin (11/1) saat sedang memantau aktifitas (STTR) inlet-5 yang berdekatan dengan perumahan Duta Mas.
Dalam penambahkan STTR tetap dijalankan setiap hari dan bisa dihidupkan dengan sistem otomatis. Sementara itu, untuk pengelompokan sampah saat ini hanya kayu yang dapat pisahkan, karena kayu tidak bisa dihancurkan dengan mesin pembakaran.
Terkait dengan banyaknya sampah yang mengaliri drainase, Untung Suardi, mengharapkan dukungan masyarakat agar bersama-sama menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.
Mengingkatkan kepada masyarakat batam Janganlah membuang sampah ke saluran air atau drainase karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan Dan banjir,” ungkapnya.(red/Jeff)