Metro — Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar kegiatan aksi bergizi tingkat kota setempat. Acara berlangsung di Halam Wisma Haji Al Khairiyah, Jumat (6/12/2024).
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro, Eko Hendro Saputra mengatakan, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut.
“Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 5- 14 tahun sebesar 26,8% dan pada usia 15-24 tahun sebesar 32%. Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di Indonesia menderita anemia,” katanya.
Dia menyebut, menanggulangi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan, dan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD).
“Suplementasi TTD mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan minum TTD 1 tablet per minggu sepanjang tahun bagi remaja putri usia 12-18 tahun yang berada di jenjang pendidikan SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Walaupun pemberian TTD pada remaja putri sudah dilakukan, prevalensi anemia masih cukup tinggi,” ucapnya.
“Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kurangnya kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD. Hasil Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa proporsi remaja putri yang memperoleh TTD dalam 12 bulan terakhir di sekolah sebesar 76,2%, tetapi hanya 1,4% yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran,” imbuhnya.
Dia menyampaikan, berangkat dari kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan merancang kegiatan Aksi Bergizi dan mulai melaksanakan kegiatan tersebut pada tahun 2018, melalui advokasi, mobilisasi sekolah dan masyarakat, koordinasi multi sektor, penguatan kapasitas serta pemantauan dan evaluasi.
“Kegiatan Aksi Bergizi dilaksanakan dengan tiga intervensi utama, yaitu pertama sarapan dan minum TTD sekolah/madrasah setiap minggu. Kedua, edukasi gizi yang bersifat multi-sektor dengan tujuan mempromosikan asupan makan yang sehat dan aktivitas fisik. Ketiga, komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif. Implementasi program Aksi Bergizi tentunya diintegrasikan dengan TRIAS UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat,” ujarnya.
“Diharapkan setelah intervensi dilakukan, terjadi peningkatan pengetahuan siswa mengenai gizi, peningkatan proporsi remaja yang memiliki sikap positif terhadap TTD dan remaja putri yang mengonsumsi TTD setiap minggu, serta peningkatan remaja yang melakukan aktivitas fisik 60 menit setiap hari dan mengonsumsi buah dan sayur. Begitupun dengan hasil evaluasi diharapkan proporsi remaja putri yang mengonsumsi TTD mingguan 12 kali lebih mungkin naik setelah adanya intervensi,” tambahnya.
Dia mengungkapkan, rangkaian acara Aksi Bergizi terdiri dari senam bersama, sarapan pagi bersama, minum Tablet Tambah Darah dan edukasi inter aktif.
“Rangkaian tersebut tentunya tidak berhenti pada hari ini saja, tetapi diharapkan dapat berjalan rutin setiap minggu sesuai kesepakatan dan kesediaan dari masing-masing sekolah. Oleh karena itu, peran pimpinan sekolah, guru, orang tua, murid, dan seluruh warga di sekitar sekolah sangat penting,” ungkapnya.
“Kegiatan ini tentunya tidak hanya berhenti saat acara ini diadakan, tetapi kegiatan Aksi Bergizi diharapkan juga dapat terus dilaksanakan di seluruh SMP/SMA/sederajat di Kota Metro. Seluruh sekolah diharapkan ikut melaksanakan kegiatan Aksi Bergizi secara rutin sebagai bentuk upaya meningkatkan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri. Tentunya, keberhasilan Aksi Bergizi ini perlu didukung oleh keterlibatan dan kolaborasi dari lintas sektor,” imbuhnya.
Dia mengatakan, pihaknya menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Saya menyambut baik atas terselenggaranya acara hari ini, semoga lebih bermanfaat dan bagi para siswa dan siswi yang hadir hari ini, tetap selalu semangat menjaga kesehatan karena kelak kalianlah yang menjadi Generasi Penerus Bangsa ini kedepan,” katanya. (Genta)