PMII Cabang Takalar kecam oknum polisi yang berkedok preman

LENSANAGA.ID, Takalar – Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, mengecam keras tindakan represif oknum anggota kepolisian Polres Pamekasan Jawa Timur.

Oknum aparat itu, melakukan tindakan represif kepada Mahasiswa keder PMII saat menggelar aksi tambang galian C di depan Pendopo Bupati Pamekas.

“Kami sebagai sahabat PMII korban menyayangkan dan mengecam keras tindakan brutal dan represif oknum aparat kepolisian Pamekasan, sehingga membuat Mahasiswa terluka,” cetus Ichan Ariansyah Muchtar, Kamis (25/6/2020).

Ichsan mengatakan, seharusnya aparat keamanan itu mengamankan dan menjamin kelancaran jalannya demonstrasi, bukan malah anarkis kepada demonstran yang seakan-akan menganggap demonstran seperti musuh.

Menurutnya, tindakan itu sangat memalukan institusi Polri, karena sudah tidak sesuai semboyan-semboyan institusi kepolisian yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat.

Dia menilai, tindakan kekerasan anggota kepolisian Pamekasan itu telah menghianati kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum sebagaimana yang termaktub dalam pasal 28E UUD 1945 & UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.

Sekedar merefleksikan, dalam peraturan Kapolri No.16 tahun 2006 tentang pedoman pengendalian massa (Protap Dalmas) sama sekali tidak menghendaki dan tidak mengenal ada kondisi khusus yang bisa dijadikan dasar aparat kepolisian melakukan tindakan refresif dan premanisme, artinya seheboh apapun kondisinya (misalnya) segala tindakan pihak keamanan harus manusiawi.

“Dengan alasan dan kondisi apapun, tindakan kekerasan oknum kepolisian itu tidak bisa dibenarkan. Oleh sebab itu, kami meminta kepada Kapolri & kapolda untuk menindak dengan tegas oknum polisi tersebut,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta kepada Kapolri agar juga mengoreksi kepemimpinan Kapolres Pamekasan yang dirasa gagal mengatur dan mengendalikan bawahannya.

memperbaiki pola kaderisasi Polri kepada pasukannya untuk benar-benar menjadi aparat pelindung rakyat, bukan musuh rakyat.

“Kami sangat prihatin dengan keadaan sahabat kami yang masuk rumah sakit lantaran insiden ini, semoga beliau segera pulih,” pungkasnya.

Kericuhan terjadi saat sejumlah massa aksi berusaha menerobos masuk ke Pendopo Ronggosukowati untuk bertemu langsung dengan Bupati Pamekasan Badrut Tamam

Naga Takalar: Marwan

Loading

Redaksi
Author: Redaksi

Related posts

Leave a Comment