Kerugian Petambak Ikan di Lumbok Seminung Terus Meningkat

Kerugian Petambak Ikan di Lumbok Seminung Terus Meningkat

Lampung Barat – Sudah banyak yang tahu bahwa di Lumbok Seminung terjadi fenomena alam yang disebut Bintelehan,dan menyebabkan ribuan ikan milik petambak Keramba Jaring Apang (KJA) mati mendadak, yang menyebabkan kerugian besar kepada petambak.

Kesedihan menyelimuti salah satu pemilik keramba jaring apung, selaku pimpinan petambak bernama Lintas Melawai Group Bambang Ismanto, dikarenakan kerugian yang terus berlanjut di karenakan fenomena alam yang belum kunjung usai juga.

Bintelehan sendiri adalah fenomena alam Gunung Seminung yang mengalami perubahan cuaca sehingga Air di danau berubah menjadi hitam kecokelatan serta mengandung keasaman yang berlebih sehingga ikan akan kekurangan oksigen dan kemudian mati.

Dirinya menyebutkan bahwa kerugian yang ditaksir mencapai 500 juta rupiah lebih, dengan adanya kejadian ini harga ikan pun spontan turun yang pada awal nya berkisar di harga 22 Ribu rupiah kini menjadi 15 Ribu rupiah.

“Jadi 10%-25% tidak dapat diselamatkan, 50% nya berupa ikan teler yang bisa di es batukan, sisa nya ikan yang bisa di pack dalam keadaan hidup atau bisa di selamatkan,” ujar Bambang, Kamis (12/01/2023).

Kemudian Bambang menyampaikan bahwa kejadian ini terjadi sekitar 4-5 tahun sekali, kerugian Bambang pada tahun sebelumnya lebih banyak jika di bandingkan pada tahun ini.

“Kejadian fenomena alam ini belum sampai di puncaknya ini masih dalam perjalanan, kemungkinan akan terus berlangsung hingga satu pekan kedepan dan jumlah ikan yang mati akan bertambah,” ungkapnya.

“Jadi untuk saat ini saya dan team hanya bisa mengevakuasi semua ikan semampunya ke dalam box dan tempat yang aman agar tidak mati terkena fenomena alam ini,” sambung Bambang.

Dirinya berharap agar mendapatkan bantuan dari pihak Dinas perikanan kabupaten Lampung Barat maupun dari Dinas kelautan dan perikanan provinsi Lampung, baik berupa obat untuk pengobatan kepada ikan agar tetep sehat ataupun penanggulangan agar tidak terjadi lagi.

Senada seperti yang di sampaikan oleh Mardiansyah, salah satu masyarakat sekitar yang sering melakukan aktivitas menjaring ikan di sekitar danau.

“Syukur pada tahun ini beberapa ikan masih bisa di selamatkan, karena pada beberapa tahun silam pernah terjadi fenomena yang sama sehingga menghabiskan semua ikan,” pungkasnya. (Yusup/Ade)

Loading

Redaksi
Author: Redaksi

Related posts

Leave a Comment